Apa Yang Harus Dikerjakan?
V.I. Lenin (1902)
Spontanitas Massa dan Kesadaran Kaum Sosial Demokrat
Sudah kita katakan bahwa gerakan kita, yang jauh lebih luas
dan mendalam daripada gerakan pada tahun-tahun 70-an, harus dijiwai oleh tekad
tulus ikhlas dan energi yang sama seperti yang menjiwai gerakan pada waktu itu.
Memang, sampai kini kiranya tak seorang pun meragukan bahwa kekuatan gerakan
dewasa ini terletak pada kebangkitan massa (terutama proletariat industri) dan
bahwa kelemahannya terletak pada ketidak cukupan kesadaran dan inisiatif di
kalangan para pemimpin revolusioner.
Akan tetapi di waktu akhir-akhir ini telah didapat suatu
penemuan yang sangat mengagumkan, yang mengancam akan meruntuhkan semua
pandangan yang berlaku selama ini mengenai soal tersebut. Penemuan ini didapat
oleh Raboceye Dyelo, yang dalam berpolemik dengan Iskra dan Zarya
tidak membatasan diri pada keberatan-keberatan mengenai bagian-bagian
tersendiri-sendiri, tetapi mencoba membawa “perbedaan-perbedaan pendapat umum”
ke akar yang lebih mendalam –ke ”penilaian yang berbeda mengenai arti relatif
unsur spontan dan unsur ‘berencana’ secara sadar”. Tesis tuduhan Raboceye
Dyelo berbunyi : “peremehan arti penting unsur obyektif atau unsur
spontan perkembangan" [*1]. Mengenai ini kami mengatakan : jika
polemik dengan Iskra dan Zarya tidak membawa hasil lain apapun
kecuali mendorong Raboceye Dyelo sampai pada ide tentang
“perbedaan-perbedaan pendapat umum”, maka hasil ini saja akan memberikan banyak
kepuasan kepada kita, begitu penting tesis ini dan begitu terang ia menyoroti
seluruh inti sari perbedaan-perbedaan pendapat di bidang teori dan politik
dewasa ini yang ada di kalangan kaum sosial-demokrat Rusia.
Itulah sebabnya masalah hubungan antara kesadaran dengan spontanitas mempunyai arti penting umum yang maha besar, dan itulah sebabnya masalah ini harus dibicarakan secara panjang lebar.
Itulah sebabnya masalah hubungan antara kesadaran dengan spontanitas mempunyai arti penting umum yang maha besar, dan itulah sebabnya masalah ini harus dibicarakan secara panjang lebar.
A. PERMULAAN KEBANGKITAN YANG SPONTAN
Dalam bab di muka sudah kita tunjukkan betapa umumnya
kegairahan pemuda terpelajar Rusia pada teori Marxisme dalam pertengahan
tahun-tahun 90-an. Sekitar waktu itu juga pemogokan-pemogokan buruh yang
terjadi sesudah perang industri yang terkenal di Petersburg pada tahun 1896
bersifat merata juga. Menjalarnya pemogokan-pemogokan buruh ini ke seluruh
Rusia menunjukan dengan jelasnya betapa dalam kebangkitan kembali gerakan
rakyat, dan jika kita hendak berbicara tentang “unsur spontan” itu maka, sudah
barang tentu, gerakan inilah yang pertama-tama harus dianggap sebagai spontan.
Tetapi kan spontanitas yang satu berbeda dengan yang lain. Pemogokan-pemogokan
terjadi di Rusia baik dalam tahun-tahun 70-an maupun 60-an (dan bahkan dalam
paro pertama abad ke 19) yang dibarengi dengan penghancuran mesin-mesin “secara
spontan”, dan sebagainya. Dibandingkan dengan “kerusuhan-kerusuhan” ini
maka pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun 90-an bahkan boleh disebut “sadar’,
sedemikian besar langkah maju yang telah dibuat oleh gerakan buruh pada waktu
itu. Ini menunjukan kepada kita bahwa “unsur spontan” pada hakekatnya tidak
kurang dan tidak lebih merupakan kesadaran dam bentuk embrio. Kerusuhan-kerusuhan
yang primitifpun sudah mngungkapkan kebangkitan kesadaran sampai batas
tertentu: kaum buruh kehilangan kepercayaan mereka yang sudah lama sekali pada
kelanggengan sistem yang menindas mereka, mereka mulai….saya tak akan
mengatakan mengerti, tetapi mulai merasakan perlunya perlawanan kolektif dan
tegasnya mencampakkan kepatuhan budak kepada sep-sep mereka. Tetapi ini
bagaimanapun juga lebih banyak merupakan manifestasi rasa putus asa dan balas
dendam daripada perjuangan. Pemogokan-pemogokan pada tahun-tahun
90-an itu memperlihatkan kepada kita kilasan-kilasan kesadaran yang jauh lebih
besar; tuntutan-tuntutan tertentu diajukan, diperhitungkan sebelumnya saat yang
menguntungkan; kejadian-kejadian dan contoh-contoh yang terkenal
ditempat-tempat lain didiskusikan, dan sebagainya. Kalau kerusuhan-kerusuhan
semata-mata pemberontakan kaum tertindas, maka pemogokan-pemogokan yang
sistematis sudah merupakan sudah merupakan merupakan embrio perjuangan klas,
tetapi hanya embrio saja. Dilihat dari pemogokan-pemogokan ini hanyalah
perjuangan trade-unionis, tetapi belum merupakan perjuangan sosial-demokratis.
Pemogokan-pemogokan ini menandakan bangkitnya anatagonisme antara kaum buruh
dengan kaum majikan, tetapi pada kaum buruh tidak ada dan tidak mungkin ada
kesadaran mengenai pertentangan-pertentangan kepentingan yang tak terdamaikan
dengan seluruh sistem politik dan sosial modern, yaitu kesadaran mereka belum
merupakan kesadaran sosial-demokratis. Dalam arti ini, pemogokan-pemogokan pada
tahun-tahun 90-an, kendatipun kemajuannya yang besar jika dibandingkan dengan
“kerusuhan-kerusuhan” itu, tetap merupakan gerakan spontan belaka.
Sudah kita katakan bahwa pada kaum buruh tidak mungkin
ada kesadaran sosial demokratis. Kesadaran sosial-demokratis itu
hanya dapat dimasukkan dari luar. Sejarah semua negeri menunjukkan bahwa klas
buruh, dengan usahanya sendiri semata-mata, hanya dapat mengembangkan kesadaran
trade-unionis saja, yaitu keyakinan akan perlunya menggabungkan diri dalam
perserikatan-perserikatan, melancarkan perjuangan melawan kaum majikan, dan
berusaha keras memaksa pemerintah mengeluarkan undang-undang yang diperlukan
kaum buruh, dan sebagainya. [*2] Tetapi ajaran sosialisme lahir dari
teori-teori filsafat, sejarah dan ekonomi yang diciptakan oleh wakil-wakil
terpelajar klas-klas bermilik, kaum intelektual. Menurut kedudukan sosial
mereka, pendiri-pendiri sosialisme ilmiah modern, Marx dan Engels sendiri
termasuk intelejensia borjuis. Persis begitu pula di Rusia ajaran-ajaran teori
sosial-demokrasi timbul terlepas sama sekali dari pertumbuhan spontan gerakan
buruh, ia timbul sebagai hasil yang wajar dan tak terelakan dari perkembangan
pikiran dikalangan intelejensia sosialis revolusioner. Pada waktu yang sedang
kita bicarakan ini, yaitu pada pertengahan tahun-tahun 90-an, ajaran ini tidak
hanya merupakan program yang dirumuskan secara sempurna dari grup Pembebasan
Kerja, tetapi juga telah menarik ke pihaknya matoritas pemuda revolusioner di
Rusia.
Dengan demikian terdapat baik kebangkitan spontan massa
buruh, keinsafan untuk hidup secara sadar dan berjuangan secara sadar, maupun
pemuda revolusioner yang bersenjatakan teori sosial-demokratis, yang berusaha
keras untuk berhubungan dengan kaum buruh. Dalam hubungan ini teristimewa
penting menyebut kenyataan yang sering dilupakan (dan relatif sedikit
diketahui) bahwa kaum sosial-demokrat yang pertama pada periode itu dengan
bersemangat melakukan agitasi ekonomi (dan dengan sepenuhnya memperhatikan
dalam hal ini petunjuk-petunjuk yang betul-betul berguna yang termuat dalam
brosur Tentang Agitasi yang ketika itu masih berupa naskah), mereka
bukan hanya tidak memandang agitasi ekonomi sebagai satu-satunya tugas mereka,
tetapi sebaliknya, sejak dari awal mula mereka juga mengajukan
tugas-tugas sejarah yang paling luas dari sosial-demokrasi Rusia pada
umumnya, dan tugas dan menggulingkan otokrasi pada khususnya. Misalnya, sudah
pada akhir tahun 1895 grup sosial-demokrat Petersburg, yang mendirikan Liga
Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh [44], mempersiapkan nomor pertama surat
kabar yang dinamakan Raboceye Dyelo . Nomor yang sudah siap sepenuhnya
untuk cetak ini disita oleh gendarme yang pada tanggal 8 malam menjelang
tanggal 9 Desember 1895 mengerebek rumah salah seorang anggota grup tersebut,
yaitu Anatoli Alekseyewic [*3], maka itu Raboceye Dyelo yang orisinil
itu ditakdirkan tidak melihat dunia. Tajuk rencana surat kabar ini (yang barang
kali kira-kira tigapuluh tahun kemudian salah satu Ruskaya Starina [45]
akan membongkarnya dari arsip Jawatan Kepolisian) melukiskan tugas-tugas
sejarah klas buruh Rusia dan menempatkan pencapaian kemerdekaan politik
dideretan paling depan tugas-tugas ini. Selanjutnya terdapat artikel”apakah
yang Dipikirkan Oleh Menteri-menteri Kita?" [*4] yang membahas pembubaran
komite-komite PBH oleh kepolisian, dan beberapa surat tidak hanya dari
Petersburg tetapi juga dari tempat-tempat lain di Rusia (misalnya, sepucuk
surat tentang serangan berdarah terhadap kaum buruh di Provinsi Yaroslav).
Dengan demikian, jika kami tidak salah, “usaha pertama”, kaum sosial
demokrat Rusia pada tahun-tahun 90-an ini, bukanlah surat kabar yang bersifat
lokal yang sempit, lebih-lebih bukan surat kabar yang bersifat “ekonomi”,
melainkan surat kabar yang bertujuan menyatukan perjuangan pemogokan dengan
gerakan revolusioner melawan otoktrasi, dan menarik semua orang yang ditindas
oleh obskurantisme [46] reaksioner supaya mendukung soaial-demokrasi. Tak seorangpun
yang sedikit saja mengenal keadaan gerakan pada waktu itu bisa menyangsikan
bahwa surat kabar yang demikian itu pasti akan mendapat simpati penuh
dikalangan kaum buruh di ibukota dan intelegensia revolusioner dan oplahnya
pasti akan besar sekali. Kegagalan usaha itu hanyalah menunjukkan bahwa kaum
sosial-demokrat pada masa itu tidak sanggup memenuhi tuntutan-tuntutan mendesak
pada saat itu karena mereka kurang pengalaman revolusioner dan latihan praktis.
Demikian juga harus dikatakan mengenai S. Petersburgski Raboci Listok [47]
dan terutama mengenai Rabocaya Gazeta dan mengenai Manifesto Partai
Buruh Sosial-Demokrat Rusia yang didirikan dalam musim semi tahun 1898.Sudah
barang tentu tidak terlintas dalam kepala kami untuk menyalahkan para aktivis pada
kala itu karena ketidaksiapan ini. Tetapi untuk menggunakan pengalaman gerakan
itu dan untuk menarik pelajaran praktis dari pengalaman itu, kita harus
memahami sedalam-dalamnya sebab-sebab dan arti penting kekurangan ini atau
kekurangan itu. Karena itu sangatlah penting menunjukkan bahwa sebagian
(mungkin bahkan mayoritas) dari kamusosial-demokrat, yang melakukankegiatan
pada tahun-tahun 1895-1898, sepenuhnya tepatmenganggap mungkin bahkan pada
waktu itu, pada awal mula gerakan "spontan" itu, untuk tampil dengan
program yang sangat luas dan taktik militan [*5].
Ketidaksiapan pada mayoritas kaum revolusioner, yang
merupakan gejala yang sepenuhnya wajar, tak dapat menimbulkan
kekuatiran-kekuatiran khusus apapun. Karena tugas-tugas sudah ditetapkan dengan
tepat, karena ada enerzi untuk usaha-usaha yang berulangulang guna melaksanakan
tugas-tugas ini, maka kegagalan-kegagalan sementara bukan bencana yang begitu
besar. Pengalaman revolusioner dan kecakapan berorganisasi adalah hal-hal yang
dapat diperoleh asalkan ada hasrat untuk memperolehnya, asalkan
kekurangan-kekurangan itu disadari --yang dalam usaha revolusioner merupakan
lebih dari separo pengkoreksian kekurangan-kekurangan itu!
Tetapi bencana yang tidak begitu besar itu menjadi bencana
yang nyata ketika kesadaran ini mulai menjadi kabur (dan kesadaran ini sangat
hidup di kalangan aktivis-aktivis dari grup tersebut diatas), ketika muncul
orang-orang -- dan bahkan organ-organ sosial-demokrat -- yang bersedia
memandang kekurangan-kekurangan ini sebagai kebajikan, yang bahkan mencoba
memberi dasar teori bagi pembungkukkan dan pemujaan kepada
spontanitas. Sudahlah tiba waktunya untuk menyimpulkan aliran ini, yang
inti sarinya secara sangat tidak tepat dan terlalu sempit melukiskan sebagi
konsepsi "ekonomisme".
B. PEMUJAAN KEPADA SPONTANITAS. RABOCAYA MISL
Sebelum membicarakan manifestasi pemujaan ini dalam
literatur, kami ingin menyebutkan kenyataan khas yang berikut (yang sampai
kepada kita sumber tersebut diatas), yang sedikit menyoroti bagaimana dua aliran
yang bakal bentrokan dalam sosial demokrat Rusia timbul dan tumbuh di kalangan
kawan-kawan yang bekerja di Peterburg. Pada awal tahun 1897, sebelum
pembuangan mereka, A.A Waneyev dan beberapa orang kawannya mengunjungi sutu
rapat khusus [48], dimana berkumpul anggota-anggota "tua" dan
"muda" Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh. Pembicaraan
berpusat terutama disekitar organisasi dan khususnya sekitar "anggaran
dasar untuk dana buruh", yang dalam bentuknya yang difinitif dimuat dalam Listok
Rabotnika [49] No.9-10, hal 46. Perbedaan pendapat yang tajam segera
tersingkap antara anggota-anggota tua (kaum "Desembris", sebagaimana
kaum sosial-demokrat Petersburg secara bergurau menamakan mereka) dengan
beberapa anggota "muda" (yang kemudian dengan aktif ambil bagian
dalam Rabocaya Mils), dan segera berkobarlah diskusi yang hangat.
Anggota-anggota "muda" mempertahankan prinsip-prinsip pokok
anggaran dasar dalam bentuk sebagaimana telah disiarkan. Anggota-anggota
"tua" mengatakan bahwa yang dibutuhkan pertama-tama sama sekali
bukanlah ini, melainkan pengkonsolidasian Liga Perjuangan menjadi sebuah
organisasi kaum revolusioner, dan berbagai dana buruh, lingkaran propaganda
pemuda pelajar dan lain-lain, harus tunduk kepada organisasi itu. Tak usah
dikatakan lagi kiranya bahwa orang-orang yang berdebat itu jauh darai
membayangkan bahwa perbedaan pendapat ini adalah permulaan dari perpisahan;
sebaliknya mereka menganggapnya sebagai bersifat berdiri sendiri dan kebetulan.
Tetapi kenyataan ini menunjukan bahwa di Rusia "ekonomisme" juga
timbul dan meluas bukan sama sekali tanpa perjuangan menentang kaum
sosial-demokrat "tua" (ini sering dilupakan oleh kaum ekonomis yang
sekarang). Dan jika, pada pokoknya, perjuangan ini tidak meninggalkan bekas-bekas
"dokumenter", ini semata-mata karena susunan keanggotaan
lingkaran-lingkaran yang bekerja waktu itu mengalami perubahan yang begitu
sering sehingga tak ada kontinuitas dan karena itu perbedaan-perbedaan pendapat
itu tidak tercatat dalam dokumen apapun.
Terbitnya Rabocaya Misl menyingkap ekonomisme, tetapi
juga tidak sekaligus. Kita harus membayangkan sendiri secara konkrit
syarat-syarat bekerja dan sifat pendek umur mayoritas lingkaran-lingkaran Rusia
(dan hanya mereka yang telah mengalaminya dapat membayangkan secara konkrit),
agar dapat mengerti betapa banyak hal yang bersifat kebetulan terdapat dalam
sukses-sukses dan kegagalan-kegagalan aliran baru itu di berbagai kota, dan
betapa lama baik pendukung-pendukung maupun lawan-lawan aliran "baru"
ini tidak dapat mengambil keputusan --memang mereka tidak mempunyai kesempattan
sama sekali untuk memutuskan-- mengenai apakah ini benar-benar suatu aliran
yang khas atau hanya suatu pengungkapan ketidaksiapan perorangan-perorangan
tertentu. Misalnya, nomor-nomor pertama stensilan dari Rabocaya Misl bahkan
sama sekali tidak diketahui mayoritas besar kaum sosial-demokrat, dan jika
sekarang kita dapat mengutuf tajuk rencana nomor pertamanya, ini hanyalah
karena tajuk rencana itu dimuat kembali dalam artikel W.I. [50] (Listok
Rabotnika No. 9-10, hlm.47 dan berikutnya) yang sudah tentu tidak lupa
menyanjung-nyanjung dengan bersemangat --bersemangat tanpa akal-- surat
kabar baru itu yang begitu berbeda dari surat-surat kabar dan rencana
surat-surat kabar yang kami sebutkan diatas [*6]. Dan tajuk rencana ini patut
dibicarakan karena ia begitu menonjol mengungkapkan seluruh jiwa Rabocaya
Misl dan ekonomisme pada umumnya.
Sesudah menyatakan bahwa tangan "simanset
biru"[51] tak akan dapat menahan perkembangan gerakan buruh, tajuk rencana
itu seterusnya mengatakan: "……. Daya hidup gerakan buruh sedemikian karena
kaum buruh itu sendiri akhirnya memegang nasib mereka dalam tangan mereka
sendiri dengan merebutnya dari tangan para pemimpin", dan tesis dasar ini
dikembangkan lebih lanjut secara terperinci. Sebetulnya pemimpin-pemimpin
(yaitu sosial demokrat, organisator-organisator Liga Perjuangan) itu, boleh
dikatakan direnggut oleh polisi dari tangan kaum buruh [*7]; tetapi digambarkan
seolah-seolah kaum buruh melakukan perjuangan melawan para pemimpin dan
membebaskan diri dari penindasan mereka. Bukannya menyerukan maju ke arah
konsolidasi organisasi revolusioner dan kearah perluasan aktivitas politik,
malah mengeluarkan seruan mundur ke perjuangan trade-unionis
semata-mata. Dinyatakan bahwa "dasar ekonomi dari gerakan dibarengkan oleh
usaha untuk selama-lamanya tidak melupakan cita-cita politik", dan bahwa
semboyan gerakan buruh ialah "berjuang untuk perbaikan keadaan
ekonomi" (!) atau lebih baik lagi, "Buruh untuk Buruh".
Dinyatakan bahwa dana pemogokan "lebih berharga bagi gerakan daripada
seratus organisasi lain" (bandingkan pernyataan ini yang dikeluarkan dalam
bulan Oktober 1897 dengan perdebatan anatar kaum "Desembris" dengan
anggota-anggota muda pada awal tahun 1897), dan sebagainya. Semboyan-semboyan
seperti: kita harus memusatkan perhatian bukan pada "sari" kaum buruh
melainkan pada buruh "rata-rata", pada massa buruh; "politik
selalu mengikuti ekonomi dengan patuh"[*8] dan sebagainya dan sebagainya
menjadi mode dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat atas massa pemuda yang
tertarik pada gerakan tetapi yang dalam kebanyakan hal hanya tahu Marxisme
sepotong-sepotong, Marxisme yang diuraikan secara legal.
Ini merupakan penindihan sepenuhnya kesadaran oleh
spontanitas --spontanitas kaum "sosial-demokrat" yang
mengulang-ulangi "ide-ide" Tuan W.W, spontanitas buruh-buruh yang
terpesona oleh argumen-argumen bahwa tambahan satu kopek untuk setiap rubel
lebih berharga daripada segala sosialisme dan segala politik dan bahwa mereka
harus melancarkan "perjuangan dengan mengetahui bahwa mereka berjuang
bukan untuk sesuatu generasi yang akan datang melainkan untuk diri mereka
sendiri dan anak-anak mereka" (tajuk rencana Rabocaya Misl
No.1). Kata-kata seperti itu selalu menjadi senjata yang paling disukai
kaum borjuis Eropa Barat yang karena membenci sosialisme berusaha keras
(seperti "Sosial-Politiker" Jerman Hirsch) untuk memindahkan
trade-unionis Inggris ke tanah air mereka dan mengkhotbahkan kepada kaum buruh
bahwa perjuangan serikat buruh semata-mata [*9] adalah justru perjuangan untuk
diri mereka sendiri dan anak-anak mereka, dan bukan untuk sesuatu generasi yang
akan datang dan sesuatu sosialisme yang akan datang. Dan sekarang "W.W.
dari sosial-demokrasi Rusia" telah mulai mengulang-ulangi kata-kata burjuis.
Disini penting menyebutkan tiga keadaan yang akan berguna bagi kita dalam
menganalisa lebih lanjut perbedaan-perbedaan pendapat dewasa ini [*10].
Pertama-tama, penindihan kesadaran oleh spontanitas, yang
telah kita sebutkan diatas , juga terjadi secara spontan. Ini tampaknya
seperti persilatan lidah tetapi, sayang ini adalah kebenaran yang pahit. Ia
terjadi bukan sebagai perjuangan secara terbuka antara dua pendirian yang sama
sekali berlawanan, dimana yang satu menang atas yang lain, tetapi ia terjadi
karena semakin banyak jumlah "orang tua" -orang revolusioner
yang "direnggut" oleh gendarme dan karena semakin banyak jumlah orang
"muda" "W.W. dari sosial-demokrasi Rusia" muncul
diatas panggung. Setiap orang yang --tak akan saya katakan telah mengambil
bagian dalam gerakan Rusia dewasa ini,tetapi sekurang-kurangnya
telah menghirup udaranya --tahu betul bahwa memang demikianlah halnya. Dan jika
kami sekalipun demikian teristimewa mendesak supaya pembaca menjadi jelas
sepenuhnya mengenai kenyataanyang sudah umum diketahui ini, dan jika kami demi
kejelasan, begitulah, mengutip bahan-bahan mengenai Raboceye Dyelo
terbitan pertama dan mengenai perdebatan antara kaum "tua" dengan
kaum "muda" pada awal tahun 1897-- ini adalah karena orang-orang berspekulasi
dengan ketidaktahuan rakyat umum (atau para pemuda yang masih remaja sekali)
mengenai kenyataan ini dan membangga-banggakan "demokratisme" mereka.
Kami akan kembali lagi kepada hal ini nanti.
Kedua, dalam manifestasi yang pertama di bidang sastra dari
ekonomisme, kita sudah dapat melihat gejala yang sangat istimewa dan yang
sangat khas untuk memahami semua perbedaan pendapat dikalangan kaum
sosial-demokrat dewasa ini, bahwa pengikut-pengikut "gerakan buruh
semata-mata", para pemuja hubungan yang paling erat dan paling
"organik" ( istilah yang dipakai Raboceye Dyelo) dengan
perjuangan proletar, lawan-lawan dari segala intelegensia non buruh (walaupun
itu intelegensia sosialis) terpaksa, guna mempertahankan pendirian mereka,
menggunakan argumen-argumen "kaum trade-unionis semata-mata" yang borjuis.
Ini menunjukkan bahwa sejak awal mula Rabocaya Misl mulai --secara
sadar-- melaksanakan program Credo. Ini menunjukkan (sesuatu yang sama
sekali tak dapat dimengerti oleh Raboceye Dyelo) bahwa segala pemujaan
kepada spontanitas gerakan buruh, segala peremehan peranan "unsur
sadar", peranan sosial-demokrasi, terlepas sama sekali apakah
orang-orang yang meremehkan itu suka atau tidak, berarti memperkuat pengaruh
ideologi burjuis di kalangan kaum buruh. Semua yang berbicara tentang
"penilaian terlalu tinggi arti penting ideologi" [*11], tentang
membesar-besarkan peranan unsur sadar [*12], dan sebagainya membayangkan bahwa
gerakan buruh murni dengan sendirinya dapat dan akan menghasilkan ideologi yang
bebas bagi dirinya sendiri, asal saja kaum buruh "merebut nasib mereka
dari tangan para pemimpin". Tetapi ini adalah kesalahan besar. Untuk
melengkapi apa yang telah disebutkan diatas, kita akan mengutip lagi kata-kata
yang tepat dan penting sekali yang diucapkan K. Kautsky tentang rancangan
program baru Partai Sosial-Demokrat Austria [*13]:
"banyak kritikus revisionis kita berpendapat bahwa Marx
menyatakan bahwa perkembangan ekonomi dan perjuangan klas tidak hanya
menciptakan syarat-syarat untuk produksi sosialis, tetapi juga, dan secara
langsung, melahirkan kesadaran (kursif dari K.K) tentang keharusan
produksi sosialis. Dan para kritikus ini menegaskan bahwa Inggris , negeri yang
paling berkembang secara kapitalis, lebih jauh daripada negeri lain manapun
dari kesadaran ini. Berdasarkan rancangan itu, orang bisa mengira bahwa
pandangan yang katanya Marxisme-ortodoks ini, yang dengan cara yang ditunjukkan
diatas sudah terbantah , disetujui juga oleh komisi yang menyusun program
Austria itu. Dalam rancangan program itu tercantum: 'semakin berkembang
kapitalisme semakin bertambah besar jumlah proletariat, proletariat akan
semakin dipaksa dan memperoleh kemampuan untuk melancarkan perjuangan melawan
kapitalisme, Proletariat menjadi sadar akan kemungkinan dan keharusan sosialisme.
Dalam hubungan ini kesadaran sosialis tampak sebagai hasil yang semestinya dan
langsung dari perjuangan klas proletariat. Tetapi sama sekali tidak benar.
Tentu saja sosialisme, sebagai ajaran, bersumber pada hubungan-hubungan ekonomi
modern sebagaimana perjuangan klas proletariat dan sebagaimana yang
tersebut belakangan, timbul dari perjuangan menentang kemiskinan dan
kesengsaraan massa yang diciptakan oleh kapitalisme, tetapi sosialisme dan
perjuangan kelas timbul berdampingan satu dengan yang lainnya dan bukannya yang
satu timbul dari yang lain: masing-masing dibawah syarat-syarat yang berbeda.
Kesadaran sosialis modern dapat timbul hanya atas dasar pengetahuan ilmiah yang
mendalam. Memang, ilmu ekonomi modern merupakan suatu syarat bagi produksi
sosialis sama halnya seperti, misalnya, teknologi modern, dan proletarian tak
dapat menciptakan yang satu atau yang lainnya, bagaimanapun juga ia
menginginkannya: kedua-duanya timbul dari proses sosial modern. Pembawa ilmu
bukanlah proletariat, melainkan intelegensia borjuis (kursif dari K.K):
dalam otak anggota-anggota perorangan dari lapisan inilah lahir sosialisme
modern, dan merekalah yang menyampaikannya kepada orang-orang proletas yang
menonjol perkembangan inteleknya, yang selanjutnya memasukkannnya kedalam
perjuangan klas proletariat dimana syarat-syarat mengijinkannya. Jadi,
kesadaran sosialis adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam perjuangan klas
proletariat dari luar (von Aussen Hineingentragenes) dan bukan sesuatu yang
timbul dari dalamnya secara spontan (Urwuchsig). Karena itu program Hainfeld
yang lama tepat sepenuhnya menyatakan bahwa tugas sosial-demokrasi ialah
meresapkan proletariat (secara hurufiah: menjenuhkan proletariat) dengan kesadaran
akan kedudukannya dan kesadaran akan tugasnya. Ini tak akan perlu jika
kesadaran itu timbul dengan sendirinya dari perjuangan klas. Rancangan yang
baru itu menjiplak dalil dalil ini dari propram yang lama, dan membubuhkannya
pada dalil tersebut diatas. Tetapi ini sama sekali memutuskan jalannya pikiran…."
Karena tak mungkin ada ideologi bebas yang dikembangkan oleh
massa buruh sendiri dalam proses gerakan mereka [*14], maka persoalannya hanyalah
demikian : ideologi borjuis atau sosialis. Disini tak ada jalan tengah
(karena umat manusia belum menciptakan ideologi "ketiga" manapun, dan
lagi pada umumnya dalam masyarakat yang dikoyak-koyak oleh
kontradiksi-kontradiksi klas sekali-kali tak akan ada ideologi non-klas atau
diatas klas). Karena itu, setiap peremehan ideologi sosialis dan setiap
penjauhan diri dari padanya berarti memperkuat ideologi borjuis.Orang
berbicara tentang spontanitas, tetapi perkembangan spontan gerakan buruh
menuju justru ke arah ketundukannya kepada ideologi borjuis, berjalan justru
menurut program Credo, karena gerakan buruh yang spontan adalah
trade-unionis, adalah Nur-Gewerkschaftlerei, sedang trade-uninis berarti
pembudakan kaum buruh secara ideologi oleh borjuis. Karena itu tugas kita,
tugas sosial-demokrasi, ialah memerangi spontanitas, membelokkan gerakan
buruh dari aspirasi trade-unionisme yang spontan untuk berlindung dibawah sayap
borjuis ini, dan menariknya ke bawah sayap sosial-demokrasi revolusioner.
Karena itu kata-kata para penulis surat "ekonomi" dalam Iskra No.
12, yang menyatakan bahwa usaha-usaha yang bagaimanapun dari ideologis yang
paling bersemangat tidak akan bisa membelokkan gerakan buruh dari jalan yang
ditentukkan oleh saling pengaruh antara unsur-unsur materiil dengan lingkungan
materiil, sepenuhnya sama dengan meninggakan sosialisme, dan
sekiranya penulis-penulis surat ini sanggup mempertimbangkan apa yang mereka
katakan itu dengan tiada takut, dengan konsekwen sepenuhnya, seperti yang
mestinya dilakukan oleh setiap orang yang memasuki arena aktivitas
kesusasteraan dan aktivitas sosial, maka bagi mereka tidak lain tinggal
"mendekapkan tangan yang menganggur di dada yang kosong " dan…. Dan
menyerahkan medan aktivitas kepada tuan-tuan sebangsa Tuan Struwe dan Tuan
Prokopowic yang menyeret gerakan buruh "menurut garis perlawanan
sekecil-kecilnya", yaitu menurut garis trade-unionisme borjuis, atau
kepada tuan-tuan sebangsa Tuan Zubatov yang menyeretnya menurut garis
"ideologi" kepadrian dan gendarme.
Ingatlah contoh Jerman. Apa jasa bersejarah Lassalle kepada
gerakan buruh Jerman? Jasanya ialah bahwa dia membelokkan gerakan itu
dari jalan trade-unionisme dan koperasi yang dikhotbahkan orang-orang
progresis, jalan yang telah ditempuhnya secara spontan (dengan bantuan yang
bersimpati dari Schulze-Delitzsch dan orang-orang sebangsa dia). Untuk memenuhi
tugas ini diperlukan sesuatu yang sama sekali berlainan dengan omongan tentang
peremehan unsur spontan, tentang taktik-sebagai proses, tentang saling
pengaruh antara unsur-unsur dengan lingkungan dan sebagainya. Untuk itu
diperlukan perjuangan mati-matian melawan spontanitas, dan hanya sesudah
perjuangan demikian itu, yang dilancarkan selama bertahun-tahun, barulah dapat,
misalnya, mengubah penduduk buruh Berlin dari sebagi sandaran partai progresis
menjadi satu benteng terbaik sosial-demokrasi. Dan perjuangan ini sekarangpun
sekali-kali belum selesai (sebagimana mungkin nampak bagi mereka yang
mempelajari sejarah gerakan Jerman menurut Prokopowic, dan mempelajari filsafat
gerakan Jerman menurut Struwe). Sekarangpun klas buruh Jerman, boleh dikatakan,
terpecah-belah dalam beberapa ideologi: sebagian kaum buruh terorganisasi dalam
serikat-serikat buruh Katolik dan monarkis, sebagian lagi terorganisasi dalam
serikat-serikat Buruh Hirsch-Duncker [53], yang didirikan oleh pemuja-pemuja
borjuis dari trade-unionisme Inggris, sedang sebagian lagi terorganisasi dalam
serikat-serikat buruh sosial-demokratis. Bagian yang terakhir ini tak berhingga
lebih banyak daripada semua lainnya, tetapi ideologi sosial-demokratis
dapat mencapai keunggulan ini, dan akan dapat mempertahankannya, hanya melalui
perjuangan gigih menentang semua ideologi lainnya.
Tetapi mengapa --pembaca akan bertanya-- gerakan yang
spontan, gerakan menurut garis perlawanan sekecil-kecilnya, menuju justru ke
dominasi ideologi borjuis? Karena alasan yang sederhana yaitu bahwa ideologi
borjuis jauh lebih tua menurut asal-usulnya daripada ideologi sosialis; karena
ia dikembangkan secara lebih menyeluruh dan karena ia mempunyai sarana
penyebaran yang tak berhingga lebih banyaknya [*15]. Dan semakin
muda gerakan sosialis itu disuatu negeri, maka semakin keraslah ia harus
berjuang menentang segala usaha memperkuat ideologi non-sosialis, dan semakin
keraslah kaum buruh harus diperingatkan terhadap penasehat-penasehat jelek yang
berteriak-teriak menentang "penilaian terlampau tinggi unsur sedar",
dan sebagainya. Penulis-penulis ekonomi itu, seirama denga Raboceye Dyelo,
mengecam ketidaktoleran yang khas bagi masa kanak-kanak gerakan itu. Atas
ini kita jawab: ya, gerakan kita memang masih dalam masa kanak-kananya, dan
agar bisa lebih cepat dewasa, ia harus menjangkiti dengan ketidaktoleranan
terhadap orang-orang yang menghambat pertumbuhannnya dengan pemujaan mereka
kepada spontanitas. Tak ada yang lebih menggelikan dan lebih merugikan daripada
berlagak sebagi "orang tua" yang sudah lama mengalami segala episode
perjuangan yang menentukan.
Ketiga, Rabocaya Misl nomor pertama menunjukkan bahwa
istilah "ekonomisme" ( yang, tentu saja, tidak kita usulkan supaya
dilepaskan sebab bagaimanapun juga sebutan ini sudah berakar) tidak cukup
mencerminkan hakekat aliran baru itu. Rabocaya Misl tidak menolak sama
sekali perjuangan politik: dalam anggaran dasar untuk dana buruh yang dimuat
dalam Rabocaya Misl No.1, ada disebut-sebut tentang perjuangan melawan
pemerintah. Hanya saja Rabocaya Misl berpendapat bahwa "politik
selalu mengikuti ekonomi dengan patuh" (dan Raboceye Dyelo membuat
variasi dari tesis ini ketika, dalam programnya, ia mengatakan bahwa "di
Rusia lebih dari negeri lain manapun, perjuangan ekonomi tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan politik). Jika dengan politik itu dimaksudkan
politik sosial-demokratis, maka dalil-dalil yang diajukan Rabocaya Misl
dan Raboceye Dyelo itu salah sama sekali. Perjuangan ekonomi kaum
buruh sering sekali berkaitan (meskipun bukan tak terpisahkan) dengan politik
borjuis, politik kepaderian, dan lain-lain, sebagaimana sudah kita lihat.
Dalil-dalil Raboceye Dyelo itu benar jika dengan politik itu dimaksudkan
politik trade-unionis, yaitu hasrat umum semua buruh guna memperoleh dari
pemerintah tindakan-tindakan tertentu untuk meringankan kesengsaraan yang
menjadi ciri keadaan mereka, tetapi yang tidak melenyapkan keadaan itu, yaitu
tindakan-tindakan yang tidak menghapuskan penundukkan kerja kepada kapital.
Hasrat ini memang umum bagi trade-unionis Inggris yang bersikap memusuhi
sosialisme, bagi kaum buruh Katolik, bagi kaum buruh "Zubatov" , dan
sebagainya. Ada bermacam-macam politik. Jadi, kita lihat bahwa Rabocaya Misl
lebih memuja spontanitasnya, memuja ketiadaannya akan kesadaran daripada
pengingkari perjuangan politik. Walaupun mengakui sepenuhnya perjuangan politik
(lebih tepat dikatakan keinginan-keinginan dan tuntutan-tuntutan politik kaum
buruh), yang tumbuh secara spontan dari gerakan buruh itu sendiri, Rabocaya
Misl sama sekali menolak menyusun secara bebas politik sosial-demokratis
yang khas yang sesuai dengan tugas-tugas umum sosialisme dan dengan
syarat-syarat dewasa ini di Rusia. Selanjutnya kita akan menunjukkan Raboceye
Dyelo juga membuat kesalahan yang sama.
C. GRUP PEMBEBASAN DIRI DAN RABOCEYE DYELO [54]
Kita dengan begitu panjang lebar telah membicarakan tajuk
rencana Rabocaya Misl nomor pertama yang tidak banyak diketahui dan
sekarang hampir dilupakan orang, karena tajuk rencana ini paling awal dan
paling menyolok menyatakan aliran pikiran yang umum yang kemudian muncul sebagi
aliran-aliran kecil yang tak terhitung banyaknya. W.I sepenuhnya benar ketika,
dalam memuji nomor pertama dan tajuk rencana Rabocaya Misl, dia mengatakan
bahwa tajuk rencana tersebut ditulis secara "tajam dan dengan
bergelora"(Listok Rabotnika No. 9-10 hal.49). Setiap orang yang
percaya pada pendapatnya, yang berpendapat bahwa dia memberikan sesuatu yang
baru, menulis "dengan gelora" dan dengan cara yang begitu rupa
sehingga pandangan-pandangannya itu tampak menonjol. Hanyalah orang-orang yang
biasa berdiri diatas dua perahu yang tidak mempunyai "gelora"
sedikitpun, hanya orang-orang yang demikianlah yang bisa kemarin memuji-muji
gelora Rabocaya Misl, hari ini menyerang "gelora polemik"
lawan-lawan Rabocaya Misl.
Kita tidak akan membicayakan Lampiran Khusus Rabocaya
Misl (nanti kita akan berkesempatan, mengenai berbagai hal, menyinggung
tulisan ini, yang menyatakan ide-iede kaum ekonomis dengan konsekwen) tetapi
hanya dengan singkat akan membicarakan Seruan Grup Pembebasan Diri Buruh
( Maret 1899, dimuat lagi dalam Nakanunye [55] London, No.7 Juli 1899).
Penulis-penulis seruan ini tepat sekali mengatakan bahwa "kaum buruh Rusia
baru saja bangun, baru saja melihat sekelilingnya, dan secara naluri
mencekau alat perjuangan yang pertama dijumpai". Tetapi di sini
penulis-penulis itu menarik kesimpulan salah yang sama seperti yang di tarik Rabocaya
Misl dengan melupakan bahwa kenalurian adalah kesadaran (spontanitas) yang harus
dibantu oleh kaum sosialis, bahwa alat perjuangan "yang pertama
dijumpai", dalam masyarakat modern, akan selalu berupa alat perjuangan
trade-unionis, dan ideologi "yang pertama dijumpai" akan berupa
ideologi (trade-unionis) borjuis. Begitu juga, penulis-penulis ini tidak
menolak politik, mereka hanya (hanya!) mengatakan, dengan mengulangi kata-kata
yang diucapkan Tuan W.W, bahwa politik adalah bangunan atas, dan oleh
karenanya, "agitasi politik harus menjadi bangunan-atas dari agitasi untuk
kepentingan perjuangan ekonomi; ia harus tumbuh di atas dasar perjuangan
ekonomi ini dan berjalan dibelakangnya".
Adapun Raboceye Dyelo, ia memulai aktivitasnya
langsung dengan "membela" kaum ekonomis. Ia betul-betul berbohong
dalam nomor pertamanya itu juga ( No. 1, hal 141-142) ketiga ia menyatakan
bahwa ia "tidak tahu kawan-kawan muda mana yang dimaksud oleh
Akselrod" dalam brosurnya yang terkenal, [*16] dimana ia memperingatkan
kaum ekonomis, tetapi Raboceye Dyelo dalam polemik sengit dengan
Akselrod dan Plekhanov mengenai kebohongan itu, terpaksa mengakui bahwa ia
"dengan menyatakan kebingungan ingin membela semua sosial-demokrat
yang lebih muda di luar negeri dari tuduhan yang tidak adil" (Akselrod
menuduh kaum ekonomis berpandangan cupet). Sebetulnya tuduhan ini adil
sepenuhnya, dan Raboceye Dyelo tahu betul bahwa tuduhan ini antara lain
menimpa juga W.I. seorang anggota dewan redaksinya. Sepintas lalu baiklah saya
sebutkan bahwa dalam polemik tersebut Akselrod sepenuhnya benar dan Raboceye
Dyelo sama sekali salah dalam menafsirkan brosur saya Tugas-Tugas Kaum
Sosial-Demokrat Rusia [*17] . Brosur itu ditulis dalam tahun 1897,
sebelum Rabocaya Misl terbit, ketika saya berpendapat, dan berhak
berpendapat, bahwa haluan semula Liga Perjuangan Petersburg, yang saya lukiskan
diatas, adalah haluan yang berdominasi. Dan haluan itu adalah
benar-benar haluan yang berdominasi, setidak-tidaknya sampai pertengahan tahun
1898. Karena itu Raboceye Dyelo tidak berhak sedikitpun dalam usahanya
membantah adanya dan bahaya ekonomisme, menunjuk kepada brosur yang menyatakan
pandangan-pandangan yang didesak oleh pandangan-pandangan
"ekonomis" di Petersburg dalam tahun 1897-1898 [*18]
Tetapi Raboceye Dyelo tidak hanya "membela" kaum
ekonomis --ia sendiri senantiasa tergelincir kedalam kesalahan-kesalahan mereka
yang fundamental. Sumber kekacauan ini terletak dalam pengertian yang bercabang
mengenai tesis dalam program Raboceye Dyelo berikut: "kita
anggap gejala yang paling penting dari kehidupan Rusia, gejala yang terutama
akan menentukan tugas-tugas" "dan watak aktivitas
kesusasteraan Perserikatan, ialah gerakan massa buruh (kursif dari Raboceye
Dyelo) yang telah timbul dalam tahun-tahun belakangan ini". Bahwasanya
gerakan massa merupakan gejala yang paling penting, ini tak dapat dipertengkarkan
lagi. Tetapi seluruh persoalannya ialah bagaimana memahami "penentuan
tugas" oleh gerakan massa ini. Ini bisa diinterpretasi dengan dua cara: atau
dalam arti pemujaan kepada spontanitas gerakan ini, artinya menurunkan
peranan sosial-demokrasi menjadi pembudakan belaka kepada gerakan buruh
sebagaimana adanya (interpretasi Rabocaya Misl, Grup Pembebasan Diri dan
kaum ekonomis lainnya); atau dalam arti bahwa gerakan massa mengajukan
kepada kita tugas-tugas baru di bidang teori, politik dan organisasi, yang jauh
lebih rumit daripada tugas-tugas yang dapat memuaskan kita dalam periode
sebelum timbulnya gerakan massa. Raboceye Dyelo telah dan masih
cenderung justru ke interpretasi yang pertama, karena ia tidak mengatakan
apapun yang tegas tentang sesuatu tugas baru, melainkan terus-menerus
memperbincangkan seolah-olah "gerakan massa" ini justru membebaskan
kitadari keharusan menyadari dengan jelas dan menyelesaikan tugas-tugas
yang diajukannya kepada kita. Cukup ditunjukkan bahwa Raboceye Dyelo mengangap
tidak mungkin menentukan penggulingan otokrasi sebagai tugas pertama
gerakan massa buruh, dan bahwa ia memerosotkan tugas ini (demi kepentingan
gerakan massa) menjadi tugas perjuangan untuk tuntutan-tuntutan politik yang
terdekat (Jawaban, hal. 25) .
Akan kami lewati artikel B. Kricevski, redaktur Raboceye
Dyelo, yang berjudul "Perjuangan Ekonomi dan Politik Dalam Gerakan
Rusia", yang dimuat dalam surat kabar itu No.7, yang mengulangi
kesalahan-kesalahan [*19] itu juga, dan langsung beralih Raboceye Dyelo
No.10. Tentu saja, kita tidak akan menguraikan secara terperinci berbagai
kebertan yang diajukan B. Kreicevski dan Martinov terhadap Zarya dan Iskra.Yang
menarik perhatian kita disini semata-mata pendirian prinsipiil yang
dibentangkan oleh Raboceye Dyelo No.10. Misalnya, kita tidak akan
mengupas keanehan --bahwa Raboceye Dyelo melihat suatu 'kontradiksi yang
diametral" antara dalil:
"Sosial-demokrasi tidak mengikat tangannya, tidak membatasi aktivitas-aktivitasnya pada sesuatu rencana atau metode perjuangan politik yang telah dipertimbangkan sebelumnya; ia mengakui semua alat perjuangan selama alat-alat perjuangan itu sesuai dengan kekuatan yang ada pada partai", dan seterusnya (Iskra. No.1) [56]
"Sosial-demokrasi tidak mengikat tangannya, tidak membatasi aktivitas-aktivitasnya pada sesuatu rencana atau metode perjuangan politik yang telah dipertimbangkan sebelumnya; ia mengakui semua alat perjuangan selama alat-alat perjuangan itu sesuai dengan kekuatan yang ada pada partai", dan seterusnya (Iskra. No.1) [56]
dengan dalil :
"Tanpa organisasi yang kuat, yang berpengalam dalam
perjuangan politik dalam segala keadaan dan dalam segala periode, maka tak
mungkin berbicara tentang rencana aktivitas yang sistematis yang diterangi
dengan prinsip-prinsip yang teguh dan yang dilaksanakan dengan gigih, yang
merupakan satu-satunya yang patut dinamakan taktik" (Iskra No.4)
[57]
Mencampuradukkan pengakuan, dalam prinsip, atas
segala alat perjuangan, atas segala rencana dan metode, selama hal-hal ini
bermanfaat --dengan tuntutan supaya pada saat politik tertentu kita
berpedoman pada rencana yang dilaksanakan dengan teguh, jika kita hendak
mempersoalkan taktik, ini berarti sama dengan mencampuradukkan pengakuan ilmu
kedokteran atas berbagai cara pengobatan dengan tuntutan berpegang teguh pada
satu cara pengobatan tertentu untuk penyakit tertentu. Akan tetapi
soalnya ialah bahwa Raboceye Dyelo, walaupun ia sendiri mengidap
penyakit yang telah kita namakan memuja-muja spontanitas, tidak mau mengakui
"cara pengobatan" apapun untuk penyakit itu. Karena itu, ia
telah membuat penemuan yang istimewa bahwa "taktik- sebagai rencana
berkontradiksi dengan jiwa pokok Marxisme" (No. 10, hal.18), bahwa taktik
adalah "proses pertumbuhan tugas-tugas Partai yang tumbuh bersama
dengan Partai" (hal.11, kursif dari Raboceye Dyelo). Ucapan
yang terakhir ini mempunyai segala kemungkinan untuk menjadi peribahasa yang
terkenal, suatu monumen yang abadi bagi "aliran" Raboceye Dyelo.
Atas pertanyaan : kemana? Suatu organ pimpinan menjawab: gerakan adalah
proses perubahan jarak antara titik pangkal dan titik-titik berikutnya gerakan
itu. Tetapi kedalaman yang tiada tolok taranya ini bukan hanya suatu keanehan
(jika demikian halnya, tak akan ada gunanya dibicarakan secara khusus),
melainkan juga merupakan program seluruh aliran, yaitu program itu juga
yang dinyatakan oleh R.M (dalam Lampiran Khusus Rabocaya Misl) dengan
kata-kata: perjuangan yang dikehendaki ialah perjuangan yang mungkin dan
perjuangan yang mungkin adalah perjuangan yang berlaku pada saat tertentu.
Inilah justru aliran opurtunisme yang terbatas, yang seecara pasif menyesuaikan
diri dengan spontanitas.
"Taktik- sebagai rencana berkontradiksi dengan jiwa
pokok Marxisme!" Sungguh, ini adalah fitnahan terhadap Marxisme; ini
berarti mengubahnya menjadi karikatur Marxisme yang dihadapkan kepada kita oleh
kaum Narodnik dalam perang mereka melawan kita. Ini berarti meremehkan
inisiatif dan enerzi aktivis-aktivis yang sadar, padahal Marxisme, sebaliknya,
memberikan dorongan raksasa kepada inisiatif dan enerzi sosial-demokrat,
membukakan baginya perspektif-perspektif yang seluas-luasnya dan (jika orang
boleh menyatakan begitu) menyediakan untuknya kekuatan perkasa berjuta-juta
orang dari klas buruh yang "secara spontan" bangkit berjuang! Seluruh
sejarah sosial-demokrasi internasional penuh dengan rencana-rencana yang
diajukan kadang-kadang oleh satu pimpinan politik, kadang-kadang oleh pimpinan
politik lainnya; ada yang membenarkan pandangan jauh dan ketepatan pandangan
politik dan organisasi dari pimpinan politik yang satu dan ada yang
memperlihatkan kecupetan serta satu titik balik yang paling penting dalam
sejarahnya --terbentuknya Kerajaan, pembukaan Reichstag dan pemberian hak pilih
umum -- Liebknecht mempunyai satu rencana untuk politik dan pekerjaan sosial
demokratis pada umumnya dan Schwetzer mempunyai rencana lain. Ketika
Undang-Undang Anti Sosialis menyerang kaum Sosialis Jerman, Most dan Hasselmann
mempunyai satu rencana, mereka siap seketika itu juga menyerukan dilakukannya
kekerasan dan teror; Hochberg, Schraman dan (sebagian) Bernstein mempunyai rencana
lain, mereka mulai mengkhotbahkan kepada kaum sosial-demokrat bahwa mereka
sendirilah dengan kekasaran dan kerevolusioneran yang keterlaluan yang telah
memprovokasi pengundangan Undang-Undang itu, dan sekarang harus bertingkah laku
yang patut menjadi teladan untuk memperoleh maaf; rencana yang ketiga ialah
yang diajukan oleh mereka yang mempersiapkan dan melaksanakan penerbitan organ
ilegal. Tentu saja mudah, dalam menoleh kembali, bertahun-tahun sesudah
perjuangan mengenai masalah pemilihan jalan terakhir dan sesudah sejarah
menjatuhkan putusannya yang terakhir mengenai ketepatan jalan yaang telah
terpilih, mengucapkan pepatah yang mendalam tentang pertumbuhan tugas-tugas
Partai yang tumbuh bersama dengan partai. Tetapi pada saat kekalutan [*20],
ketika "kritikus-kritikus" dan kaum ekonomis Rusia memerosotkan
sosial demokrat ke tingkat trade-unionisme, dan ketika kaum teroris semakin
kuat mengkhotbahkan diterimanya "taktik-sebagai-rencana" yang
mengulangi lagi kesalahan-kesalahan lama, pada saat demikian itu, bila
membatasi diri pada kedalaman-kedalaman itu, berarti memberi kepada diri
sendiri "surat keterangan tentang kemiskinan". Pada saat banyak orang
sosial-demokrat Rusia di hinggapi justru kelangkaan inisitif dan enerzi,
dihinggapi kelangkaan "ruang lingkup propaganda politik, agitasi politik
dan organisasi politik" [*21], kelangkaan "rencana" untuk
mengorganisasi pekerjaan revolusioner secara lebih luas, bila pada saat yang
demikian mengatakan: "taktik-sebagai rencana berkontradiksi dengan jiwa
pokok Marxisme" berarti tidak hanya memvulgarkan Marxisme di bidang teori,
tetapi juga menyeret Partai mundur dalam praktek.
Raboceye Dyelo seterusnya menggurui kita :
"Tugas orang revolusioner sosial-demokrat hanyalah mempercepat perkembangan objektif dengan pekerjaannya yang secara sadar, tetapi bukan meniadakannya atau menggantinya dengan rencana-rencana subyektif. Iskra tahu semua ini dalam teori. Tetapi arti penting mahabesar yang secara tepat diberikan Marxisme kepada pekerjaan revolusioner yang sadar menyebabkan Iskra dalam praktek, karena padangannya yang dokriner tentang taktik, meremehkan arti penting unsur obyektif atau spontan perkembangan" (hal.18).
"Tugas orang revolusioner sosial-demokrat hanyalah mempercepat perkembangan objektif dengan pekerjaannya yang secara sadar, tetapi bukan meniadakannya atau menggantinya dengan rencana-rencana subyektif. Iskra tahu semua ini dalam teori. Tetapi arti penting mahabesar yang secara tepat diberikan Marxisme kepada pekerjaan revolusioner yang sadar menyebabkan Iskra dalam praktek, karena padangannya yang dokriner tentang taktik, meremehkan arti penting unsur obyektif atau spontan perkembangan" (hal.18).
Satu contoh lagi tentang kekalutan teori yang luar biasa
yang sudah sepatutnya bagi Tuan W.W dan kelompoknya. Kita akan bertanya kepada
ahli filsafat kita: dalam hal apa dapat tercermin "peremehan"
perkembangan obyektif dari pihak penyusun rencana-rencana yang subyektif?
Jelas, dalam hal bahwa ia mengabaikan kenyataan bahwa perkembangan obyektif ini
menciptakan atau memperkuat, menghancurkan atau melemahkan klas-klas,
lapisan-lapisan, golongan-golongan tertentu, bangsa-bangsa, kelompok-kelompok
bangsa tertentu, dsb, dengan begitu menjadi syarat bagi pengelompokan
kekuatan-kekuatan politik internasional tertentu, bagi penentuan pendirian
partai-partai revolusioner, dan sebagainya. Tetapi jika demikian, maka
kesalahan penyusun rencana-rencana itu bukanlah dalam hal meremehkan unsur
spontan melainkan sebaliknya, dalam hal meremehkan unsur sadar, karena
dia tidak mempunyai cukup "kesadaran" untuk memahami secara tepat
perkembangan obyektif. Karena itu omongan tentang "penilaian arti "relatif"
(krsif dari Raboceye Dyelo) spontanitas dan kesadaran itu saja sudah
menyingkapkan ketiadaan "kesadaran" sama sekali . Jika
"unsur-unsur spontan perkembangan" tertentu dapat ditangkap oleh
kesadaran manusia pada umumnya, maka penilaian yang tidak tepat mengenai
unsur-unsur spontan itu akan sama saja dengan "meremehkan unsur
sadar". Tetapi jika unsur-unsur spontan itu tidak dapat ditangkap oleh
kesadaran, maka kita tak dapat mengetahuinya, dan tidak dapat membicarakannya.
Jadi apakah yang dipercakapkan oleh B. Kreicevski itu? Jika dia berpendapat
bahwa "rencana-rencana subyektif" Iskra itu salah (dan dia
justru menyatakan rencana-rencana subyektif itu salah), maka dia semestinya
menunjukkan kenyataan-kenyataan obyektif apa yang diabaikan dalam
rencana-rencana ini, dan kemudian menuduh Iskra tidak mempunyai cukup
kesadaran karena mengabaikannya dan menuduh Iskra, menggunakan
kata-kata dia sendiri, "meremehkan secara sadar". Tetapi jika dia,
walaupun tidak puas dengan rencana-rencana subyektif, tidak mempunyai argumen
lain kecuali kutipan "meremehkan unsur spontan" (!!), maka dia dengan
itu hanya membuktikan bahwa : 1) secara teori dia memahami Marxisme ala
orang-orang sebangsa Kareyev dan Mikhailovski yang sudah cukup di cemooohkan
oleh Beltov [58], dan 2) dalam praktek, dia sepenuhnya puas dengan
"unsur-unsur spontan perkembangan" yang telah membawa kaum Marxis
legal kita ke Bernsteinisme dan membawa kaum sosial-demokrat kita ke
ekonomisme, dan bahwa dia "sangat marah" kepada orang-orang yang
telah bertekad bulat bagaimanapun juga akan membelokkan sosial-demokrasi
Rusia dari jalan perkembangan "spontan".
Dan kemudian menyusullah hal-hal yang sungguh lucu.
"Persis seperti manusia-manusia akan berbiak dengan cara kuno, kendatipun
segala sukses ilmu pengetahuan alam, demikian pulalah kelahiran sistem
masyarakat baru, dimasa depan juga., terutama sebagai akibat
ledakan-ledakan spontan, kendatipun segala sukses ilmu-ilmu sosial dan
pertambahan jumlah pejuang yang sadar" (hal.19). Persis seperti kata arif
bijaksana kuno yang berbunyi: "Setiap orang tolol dapat melahirkan
anak", kata arif bijaksana kaum "sosialis modern" (a la
Narcissus Tuporilov [59]) juga berbunyi: setiap orang tolol dapat ikut serta
dalam kelahiran spontan sistem masyarakat baru. Kita juga berpendapat demikia.
Untuk keikutsertaan semacam itu cukuplah menyerah kepada ekonomisme
ketika ekonomisme berkuasa, dan menyerah kepada terorisme ketika
terorisme merajalela. Misalnya, dalam musim semi tahun ini, ketika begitu
penting memperingatkan orang supaya jangan tergila-gila akan terorisme, Raboceye
Dyelo bengong dihadapan masalah yang "baru" baginya itu. Dan
sekarang, enam bulan sesudah itu, ketika masalah tersebut telah menjadi kurang
aktual, ia sekaligus menyodorkan kepada kita pertanyaan : "kita
berpendapat bahwa tidak mungkin dan tidak seharusnya tugas
sosial-demokrasi menghalang-halangi kebangkitan semangat teroris"(Raboceye
Dyelo, No.10, hal 23)., juga resolusi Kongres: "Kongres menganggap
teror yang sistematis dan ofensif sebagai tak tepat pada waktunya (Dua
Kongres, Hal.18). Betapa terang dan sambung-menyambung! Jangan
menghalang-halangi, tetapi menyatakan sebagai tak tepat pada waktunya,
dan menyatakannya dengan begitu rupa sehingga teror yang sistematis dan
defensif tidak termasuk dalam ruang lingkup "resolusi" itu.
Haruslah diakui bahwa resolusi semacam itu sangat aman dan sepenuhnya terjamin
terhadap kesalahan, seperti orang yang berbicara tetapi tidak mengatakan
apa-apa itu terjamin terhadap kesalahan! Dan apa yang dibutuhkan untuk
menyusun resolusi semacam itu hanyalah: kecakapan untuk mengekor di
belakang gerakan. Ketika Iskra mentertawakan Raboceye Dyelo
karena menyatakan soal teror sebagi suatu soal baru, maka ia dengan marah
menuduh Iskra "luar biasa kurang ajarnya karena memaksakan pada
organisasi Partai pemecahan soal-soal taktik yang diusulkan oleh sekelompok
penulis emigran lebih dari lima belas tahun yang lalu" (hal.24). Memang,
alangkah kurang ajarnya dan alangkah dibesar-besarkannya unsur sadar
--mula-mula secara teori memecahkan masalah-masalah, kemudian meyakinkan
organisasi, Partai dan Massa akan ketepatan pemecahan itu! [*22]. Akan lebih
baik jika sekadar mengulang-ulang sesuatu yang telah hafal dan tanpa
"memaksakan" sesuatu pada siapapun juga, tunduk pada setiap
"pembelokan" baik ke jurusan ekonomisme ataupun ke jurusan terorisme.
Raboceye Dyelo bahkan menggeneralisasi petuah besar dari kebijaksanaan
duniawi ini dan menuduh Iskra serta Zarya "mempertentangkan
program mereka dengan gerakan seperti roh yang melayang-layang diatas kekacauan
yang tak berbentuk", (hal.29). Tetapi apa lagi fungsi sosial-demokrasi
jika bukan sebagai "roh", yang tidak hanya melayang-layang diatas
gerakan spontan, tetapi juga meningkatkan gerkan ini ke tingkat
"programnya"? Tentulah, bukan pula fungsinya mengekor di
belakang gerakan: paling banter, ini tidak akan ada gunanya bagi gerakan:
paling buruk ia akan sangat, sangat merugikan. Tetapi Raboceye Dyelo
tidak hanya mengikuti "taktik-sebagai-proses" ini, bahkan
mengangkatnya menjadi suatu prinsip, sehingga lebih tepatlah menamakan haluan Raboceye
Dyelo bukan oportunisme, melainkan ekorisme (dari kata ekor). Dan
haruslah diakui bahwa orang-orang yang telah bertekad untuk selalu membuntut
dibelakang gerakan dan menjadi ekornya, selama-lamanya dan mutlak tidak bisa
"meremehkan unsur spontan perkembangan".
* * *
Demikianlah, kita sudah menjadi yakin bahwa kesalahan pokok "aliran baru" dalam sosial demokrasi Rusia berupa pemujaan kepada spontanitas, dan ketidakmengertian bahwa spontanitas massa menuntut kesadaran besar-besaran dari kita kaum sosial-demokrat. Semakin besar kebangkitan spontanitas dari massa, semakin meluaslah gerakan, maka semakin cepat lagi dengan tiada bandingnya bertambah besarnya tuntutan akan kesadaran yang besar-besaran dalam pekerjaan teori, politik dan organisasi dari sosial-demokrasi.
Kebangkitan spontan massa di Rusia telah (dan terus)
berlangsung dengan kecepatan sedemikian rupa sehingga pemuda sosial-demokrat
ternyata belum dipersiapkan untuk menunaikan tugas-tugas raksasa ini.
Ketidaksiapan ini merupakan kemalangan kita bersama, kemalangan semua orang
sosial-demokrat-Rusia. Kebangkitan massa meluas dan berlangsung dengan
tak putus-putusnya dan sambung-bersambung; ia bukan hanya tidak berhenti di
tempat-tempat di mana ia telah mulai, tetapi melanda tempat-tempat baru dan
lapisan-lapisan baru penduduk (di bawah pengaruh gerakan buruh telah hidup
kembali gejolak di kalangan pemuda-pelajar, kaum intelektual pada umumnya dan
bahkan dikalangan kaum tani). Akan tetapi kaum revolusioner ketinggalan di
belakang kebangkitan ini baik dalam "teori-teori" mereka maupun
dalam aktivitas mereka; mereka gagal mendirikan organisasi yang tak
putus-putusnya dan yang sambung-bersambung, yang sanggup memimpin
seluruh gerakan.
Dalam Bab I telah kami buktikan bahwa Raboceye Dyelo meremehkan tugas-tugas teori kita dan bahwa ia "secara spontan" mengulang-ulangi semboyan yang sedang menjadi mode "kebebasan mengkritik"; bahwa mereka yang mengulang-ulangi semboyan ini tidak mempunyai cukup "kesadaran" untuk memahami pertentangan yang diametral antara pendirian para "kritikus" oportunis dengan pendirian kkaum revolusioner di Jerman dan di Rusia.
Dalam Bab I telah kami buktikan bahwa Raboceye Dyelo meremehkan tugas-tugas teori kita dan bahwa ia "secara spontan" mengulang-ulangi semboyan yang sedang menjadi mode "kebebasan mengkritik"; bahwa mereka yang mengulang-ulangi semboyan ini tidak mempunyai cukup "kesadaran" untuk memahami pertentangan yang diametral antara pendirian para "kritikus" oportunis dengan pendirian kkaum revolusioner di Jerman dan di Rusia.
Dalam bab-bab yang berikut akan kita bahas bagaimana
pemujaan kepada spontanitas ini mendapatkan perwujudannya di bidang tugas-tugas
politik dan pekerjaan organisasi dari sosial-demokrasi.
Catatan:
[*1] Raboceye Dyelo no.10, September 1901, hlm. 17-18 Kursif
dari Raboceye Dyelo.
[*2]Trade-unionis tidak menutup pintu sama sekali terhadap
politik sebagaimana kadang-kadang diduga orang. Trade-unionis selalu melakukan
agitasi dan perjuangan politik tertentu (tetapi bukan agitasi dan
perjuangan politik sosial-demokratis). Dalam bab berikutnya kita akan
membicarakan perbedaan antara politik trade-unionis dengan politik
sosial-demokratis.
[44] Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg
dibentuk oleh W. I. Lenin dalam musim rontok tahun 1895 dan mempersatukan semua
lingkaran buruh Marxis di Petersburg. Ia dipimpin oleh suatu Grup Sentral
di bawah pimpinan Lenin. Liga Perjuangan itu adalah organisasi pertama di Rusia
yang mengkombinasi sosialisme dengan gerakan buruh dan beralih dari
mempropagandakan Marxisme di kalangan selingkaran kecil kaum buruh yang maju ke
agitasi politik di kalangan massa luas klas buruh.
"Arti penting Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg terletak dalam kenyataan bahwa ia, sebagaimana kata Lenin, merupakan embrio pertama yang sesungguhnya dari partai revolusioner yang didukung oleh gerakan buruh".
"Arti penting Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh Petersburg terletak dalam kenyataan bahwa ia, sebagaimana kata Lenin, merupakan embrio pertama yang sesungguhnya dari partai revolusioner yang didukung oleh gerakan buruh".
[*3] A.A wanayev meninggal di Siberia Timur pada tahun 1899
karena penyakit TBC yang diidafnya selama dikurung tersendiri dalam penjara
sebelum perang. Karena itu kita berpendapat keterangan diatas boleh disiarkan,
yang kita jamin kebenarannya karena ia berasal dari orang-orang yang secra
langsung dan dekatnya mengenal A.A. Wanayev.
[45] Ruskaya Starina-- majalah bulanan tentang
sejarah, terbit di Petersburg dari tahun 1870 sampai 1918.
[*4] Lihat Kumpulan karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 2,
hal.71-76—red.
[46] Obskurantisme-- sikap yang bermusuhan terhadap
pencerahan dan kemajuan, semangat yang menghambat kemajuan.
[47] S. Petesburgski Raboci Listok (Lembaran Buruh
Petersburg)-- surat kabar ilegal, organ Liga Perjuangan Untuk Pembebasan
Klas Buruh Petersburg. Terbit dua nomor: No. 1 dalam bulan Februari (bertanggal
Januari) 1897 (distensil di Rusia sebanyak 300-400 eksemplar); dan No. 2 dalam
bulan September 1897 di Jenewa.
[*5] "Ketika bersikap negatif terhadap
aktivitas-aktivitas sosial demokrat pada akhir tahun-tahun 90-an, Iskra mengabaikan
tidak adanya syarat-syarat pada waktu itu untuk pekerjaan lain kecuali
perjuangan untuk -tuntutan-tuntutan kecil". Demikian kaum ekonomis
menerangkan dalam surat mereka yaitu Surat Kepada Organ-Organ
Sosial-Demokrat Rusia (Iskra No.12). Kenyataan-kenyataan yang dikutip
diatas membuktikan bahwa pernyataan tentang "tidak adanya
syarat-syarat" bertentangan sama sekali dengan kebenaran. Tidak
hanya pada akhir, tetapi bahkan pada pertengahan tahun-tahun 90-an, semua
syarat untuk pekerjaan lain sudah ada selain perjuangan untuk tuntutan-tuntutan
kecil, semua syarat sudah ada --kecuali latihan yang cukup bagi para pemimpin.
Bukannya terus terang mengakui tidak cukupnya latihan pada pihak kita, para
ideologis, para pemimpin --kaum "ekonomis" hendak melempaskan semua
kesalahan pada "tidak adanya syarat-syarat", pada pengaruh lingkungan
materiil yang menentukan jalan, yang dari jalan ini tak seorang idiologis pun
akan mungkin membelokkan gerakan. Apa ini kalau bukan membungkuk-bungkuk kepada
spontanitas, kalau bukan kegila-gilaan para ideologis akan kekurangan kekurangan
mereka sendiri?
[48] Rapat khusus yang dimaksudkan Lenin diadakan di
Petersburg antara tanggal 14 dan 17 Februari (26 Februari dan 1 Maret) 1897.
rapat ini dihadiri oleh W. I. Lenin, A. A. Waneyev, G. M. Krzyizyanovski dan
anggota-anggota lainnya dari Liga Perjuangan Untuk Pembebasan Klas Buruh
Petersburg, yaitu "veteran-veteran" yang telah dikeluarkan dari
penjara selama tiga hari sebelum dikirim ke pembuangan Siberia dan
"orang-orang muda" yang memimpin Liga Perjuangan sesudah Lenin
ditangkap.
[49] Listok Rabotnika (Lembaran Pekerja)--
diterbitkan di Jenewa oleh Perserikatan Kaum Sosial-Demokrat Rusia Di Luar
Negeri dari tahun 1896-1899. Terbit sepuluh nomor. No. 1 sampai No. 8
diedit oleh grup Pembebasan Kerja. Karena mayoritas anggota Perserikatan
memebelok ke "ekonomisme", maka grup Pembebasan Kerja menolak untuk
terus mengedit penerbitan-penerbitannya. No. 9- No. 10 diterbitkan oleh dewan
redaksi baru yang dibentuk oleh Perserikatan.
[50] Artikel W.I.-- yang dimaksud ialah artikel W. P.
Iwansyin.
[*6]Sambil lalu perlu dinyatakan bahwa pujian-pujian kepada Rabocaya
Misldalam bulan November 1898, pada waktu ekonomisme, terutama diluar
negeri, telah terbentuk sepenuhnya, berasal dari W.I itu juga yang tak lama
kemudian menjadi salah seorang redaktur dari Raboceye Dyelo. Namun
Raboceye Dyelo tetap tidak mengakui adanya dua aliran dalam
sosial-demokrasi Rusia dan terus tidak mengakuinya hingga kini!
[51] Gendarme-gendarme tsar mengenakan baju seragam
bermanset biru.
[*7]Bahwasanya kiasan ini benar, dapat dilihat dari
kenyataan khas yang berikut. Ketika, sesudah penangkapan atas diri kaum
"Desembris", tersiar berita dikalangan kaum buruh di Jalan
Schusselburg bahwa penangkapan itu terjadi atas bantuan seorang provokator N.N.
Mikhailov (seorang dokter gigi) yang dekat dengan salah satu dari grup-grup
yang berhubungan dengan kaum Desembris, kaum buruh menjadi begitu marah
sehingga mengambil keputusan membunuh Mikhailov.
[*8]Kutipan-kutipan ini diambil dari tajuk rencana dalam
nomor pertama Rabocaya Misl itu juga. Dari sini orang dapat menilai
taraf teori yang dimiliki oleh "W.W. dari sosial-demokrasi
Rusia"[52], yang terus mengulang-ulangi pemvulgaran secara kasar
"meterialisme ekonomi" pada waktu dalam literatur terjadi perang kaum
Marxis menentang Tuan W.W yang sebenarnya, yang sudah lama dijuluki "ahli
urusan reaksioner", karena mempunyai pandangan-pandangan yang serupa
mengenai hubungan antara politik dengan ekonomi!
[52] W. W. --nama samaran W. P. Worontstov, salah
seorang ideologis dari Narodisme liberal dalam tahun-tahun 80-an dan 90-an abad
ke-19. Kata-kata Lenin "W. W. dari sosial-demokrasi Rusia" merupakan
sindiran untuk kaum "ekonomis" yang mewakili aliran oportunis dalam
sosial demokrasi Rusia.
[*9] Orang-orang Jerman bahkan mempunyai kata khusus :
"Nur-Gewerkschafter", yang artinya pembela perjuangan "serikat
buruh semata-mata"
[*10] Kita tekankan kata kata dewasa ini untuk dialamatkan
kepada mereka yang mungkin secara munafik mengangkat bahu seraya berkata:
sungguh mudah sekarang mencaci-maki Rabocaya Mils, tetapi kan hanya
sesuatu yang sudah usang! Mutato nomine de te fabula narratur (ubahlah
namanya maka kisah itu mengenai dirimu.--Red), demikianlah jawaban kita
kepada kaum munafik dewasa ini yang semacam itu yang ketundukannya sama-sekali
kepada ide-ide Rabocaya Misl akan dibuktikan berikut ini.
[*11] Surat kaum "ekonomis" dalam Iskra
No.12.
[*12] Raboceye Dyelo No.10
[*13] Neue Zeit (Zaman Baru. --red) 1901-1902, XX, I,
No.3 hlm 79. Rancangan komisi yang dibicarakan K. Kautsky itu diterima oleh
Kongres Wina (pada akhir tahun lalu) dalam bentuk yang sedikit diubah.
[*14] Ini sudah barang tentu tidaklah berarti bahwa kaum
buruh tidak ambil bagian dalam menciptakan ideologi demikian itu. Tetapi mereka
ambil bagian itu bukan sebagai kaum buruh, melainkan sebagai ahli-ahli teori
sosialisme, sebagai orang-orang sebangsa Proudhon dan sebangsa Waitling; dengan
kata lain, mereka ambil bagian hanya apabila dan sejauh mereka mampu. Sedikit
atau banyak, menguasai pengetahuan pada zaman mereka dan mendorong maju
pengetahuan. Dan agar kaum buruh dapat melakukan ini lebih sering, maka
perlu dilakukan segala usaha guna meningkatkan taraf kesadaran kaum buruh pada
umumnya; kaum buruh jangan membatasi diri pada bingkai "literatur untuk
kaum buruh" yang dipersempit secara dibuat-buat, tetapi harus belajar
menguasai semakin banyak literatur umum. Bahkan akan lebih tepat jika
dikatakan bukannya "membatasi diri" tetapi dibatasi, karena kaum
buruh sendiri membaca dan ingin membaca semua yang ditulis untuk intelegensia
dan hanya beberapa orang intelektual (yang jelek) yang berpendapat bahwa
"bagi kaum buruh" cukuplah diceritai tentang keadaan-keadaan pabrik
dan diulang-ulang saya yang sudah lama diketahui.
[53] Serikat-Serikat Buruh Hirsch-Duncker-- didirikan
oleh borjuis-borjuis liberal Hirsch dan Duncker dalam tahun 1868 di Jerman.
Hirsch dan Duncker mengkhotbahkan "kerukunan kepentingan-kepentingan
klas", menyelewengkan buruh dari perjuangan klas revolusioner melawan
borjuasi, membatasi tugas-tugas gerakan serikat buruh pada bingkai tugas-tugas
di bidang dana saling bantu dan organisasi pendidikan-kebudayaan.
[*15] Sering dikatakan: Klas buruh secara spontan
condong kepada sosialisme. Itu sepenuhnya benar dalam arti bahwa teori
sosialis menentukan sebab-sebab kesengsaraan klas buruh dengan lebih mendalam
dan lebih tepat daripada teori lain manapun juga, dan karena itu kaum
buruh dapat mencernakannya dengan begitu mudah akan tetapi asal saja teori ini
sendiri tidak menyerah kepada spontanitas, asalkan ia membuat spontanitas
tunduk padanya. Biasanya ini diterima sebagi benar, tetapi justru inilah yang
dilupakan atau diputarbalikkan oleh Raboceye Dyelo. Klas buruh secar
spontan condong kepada sosialisme, tetapi sungguhpun demikian ideologi burjuis
yang lebih tersebar luas ( dan terus-menerus dihidupkan kembali dalam
bentuk-bentuk yang sangat beraneka warna) secara spontan lebih-lebih lagi
mendesakkan diri pada klas buruh.
[54] Grup Pembebasan Diri Buruh— satu grup
kecil orang-orang “ekonomis yang dibentuk di Petersburg dalam musim
rontok tahun 1898. Grup ini yang bereksistensi hanya beberapa bulan
saja, mengeluarkan sebuah manifesto yang memaparkan tujuan-tujuannya (dimuat dalam
Nakanunye, majalah yang terbit di London), susunan anggaran dasar
dan beberapa surat sebaran untuk disebarkan di kalangan buruh.
[55] Nakanunye (Menyongsong)-- majalah dari aliran
Narodnik yang terbit dalam bahasa Rusia di London dari bulan Januari 1899
samapai Februari 1902. terbit 37 nomor. Nakanunye menghimpun di
sekitarnya wakil-wakil berbagai partai borjuis kecil.
[*16] Tentang Masalah Tugas-Tugas dan Taktik kaum Sosial
Demokrat Rusia Dewasa ini, Jenewa 1898. Dua pucuk surat yang ditulis kepada
Rabocaya Gazeta dalam tahun 1897.
[*17] Lihat Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4 Jilid
2, hal.299-326 --Red.
[*18] Dalam membela kebohongannya yang pertama ("kita
tak tahu kawan-kawan muda mana yang dimaksud oleh P. B. Akselrod") Raboceye
Dyelo menambah dengan kebohongan yang kedua, ketika dalam jawabannya
ia menulis: "Sejak tinjauan tentang Tugas-Tugas diterbitkan,
dikalangan orang-orang sosial-demokrat Rusia tertentu telah timbul atau
kecendrungan-kecendrungan ke arah keberatsebelahan ekonomi, yang merupakan
langkah mundul dari keadaan gerakan kita sebagaimana dilukiskan dalam Tugas-Tugas
(hal.9). Inilah yang dikatakan Jawaban itu, yang dimuat dalam tahun
1900. Tetapi Raboceye Dyelo nomor pertama (yang memuat tinjauan itu)
terbit dalam bulan April 1899. Apakah ekonomisme itu baru timbul dalam
tahun 1899? Tidak, dalam tahun 1899 terdengar protes pertama kaum sosial
demokrat Rusia terhadap ekonomisme (protes terhadap Credo).
Ekonomisme timbul dalam tahun 1897, sebagaimana Raboceye Dyelo tahu
betul, karena sudah pada bulan November 1898, W.I. Memuji Rabocaya
Misl (lihat Listok Rabotnika No.9-10)
[*19] "Teori tingkat-tingkat" atau teori
"lika-liku yang takut takut-takut" dalam perjuangan politik
dinyatakan, misalnya dalam artikel ini demikian: "Akan tetapi tuntutan-tuntutan-tuntutan
politik, yang menurut wataknya adalah umum bagi seluruh Rusia, harus
mula-mula" (ini ditulis dalam bulan Agustus 1900!) " sesuai dengan
pengalaman yang diperoleh lapisan tertentu"(sic!). "kaum buruh dari
perjuangan ekonomi. Hanya (!) atas dasar pengalaman inilah agitasi politik
dapat dan harus dimulai", dan seterusnya.(hal.11). Pada halaman 4
sipenulis ketika menyanggah apa yang dianggapnya sebagai tuduhan yang sama
sekali tidak beralasan yaitu tuduhan sebagai bid'ah ekonomis, dengan
mengharukan berseru : "Sosial-demokrat mana sih yang tidak tahu bahwa
menurut ajaran Marx dan Engels kepentingan-kepentingan ekonomi dari berbagai
klas memainkan peranan yang menentukan dalam sejarah dan, karenanya,
bahwa terutama perjuangan proletariat untuk kepentingan-kepentingan ekonominya
harus mempunyai arti penting nomor satu bagi perkembangan klasya dan
perjuangannya untuk pembebasan ?"(Kursif dari kami). Kata
"karenanya"sama sekali tidak pada tempatnya. Dari kenyataan bahwa kepentingan-kepentingan
ekonomi memainkan peranan yang menentukan sekali-kali tidak seharusnya
ditarik kesimpulan bahwa perjuangan ekonomi (yaitu, perjuangan serikat buruh)
mempunyai arti penting nomor satu, karena kepentingan-kpentingan yang paling
pokok, yang "menentukan" dari klas-klas dapat dipenuhi hanya dengan
perubahan-perubahan politik yang radikal pada umumnya; terutama
kepentingan-kpentingan ekonomi yang pokok dari proletariat dapat dipenuhi hanya
dengan revolusi politik yang akan mengganti diktatur borjuasi dengan diktatur
proletariat. B. Kreicevski mengulangi argumen-argumen "W.W. dari
sosial-demokrasi Rusia" (yaitu, politik mengikuti ekonomi dan lain-lain)
dan argumen-argumen kaum Bernsteinis dari sosial-demokrasi Jerman (misalnya,
justru dengan argumen semacam ini. Woltmann mencoba membuktikan bahwa kaum
buruh pertama-tama harus memperoleh "kekuatan ekonomi" sebelum
memikirkan revolusi politik).
[56] W. I. Lenin, Kumpulan Karya, edisi Rusia ke-4,
Moskow, 1946, Jilid 4, hlm. 345-346.
[57] Ibid, Jilid 5, hlm. 6.
[*20] "Ein Jahr der Verwirrung" ("Tahun
Kekalutan") adalah judul yang diberikan oleh Mehring pada bab dalam
bukunya Sejarah Sosial-Demokrasi Jerman dimana ia melukiskan keragu-raguan dan
ketiadaan kebulatan tekad yang mula-mula dipertunjukan oleh kaum sosialis dalam
memilih "taktik-sebagai-rencana" yang sesuai dengan syarat-syarat
baru.
[*21] dari tajuk rencana Iskra No. 1 (Lihat Kumpulan
Karya, edisi Rusia ke-4, Jilid 4, hal.344 -Red)
[58] Dengan nama samaran N. Beltov, G. W. Plekhanov
menerbitkan bukunya yang terkenal Tentang Perkembangan Pandangan Monistik
Mengenai Sejarah, yang terbit secara legal di Petersburg dalam tahun 1895.
[59] Yang dimaksud ialah sajak satiris "Lagu Pujian
Sosialis Rusia Supra-Modern" oleh Y. O. Martov, yang dimuat dalam Zarya
No. , April 1901, dengan bertanda tangan "Narcissus Tuporilov". Sajak
ini memperolok-olok kaum "ekonomis" dan penyesuaian diri mereka
dengan gerakan spontan.
[*22] Jangan dilupakan pula bahwa dalam memecahkan
"secara teori" masalah teror, grup Pembebasan Kerja menggeneralisasi
pengalaman gerakan revolusioner yang terdahulu.
Bandung 7 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar